kotak 
bawah
Popular Artikel [ View all Popular Artikel ]

Latest Updates

Jumat, 16 Desember 2011

Perbedaan Orang Sukses dan Orang Gagal

0 komentar
Orang yang sukses selalu kelebihan 1 cara, orang yang gagal selalu kelebihan 1 alasan.

Apa maknanya?

Dalam memperjuangkan apa yang kita impikan, perjalanan kadang tidak semulus seperti yang kita rencanakan. Tidak semudah seperti yang kita harapkan. Selalu saja ada hambatan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, bahkan mungkin menemui kegagalan.

Apa bedanya, orang sukses dengan orang gagal dalam menghadapi kondisi demikian?

Bedanya pada cara masing-masing menyikapi aral yang ada di hadapannya. Bedanya, ada pada sikap mental mereka dalam melihat masalah tersebut. Bedanya, pada siapa yang bermental menang dan siapa yang bermental kalah.

The looser atau orang gagal, jika dihantam kesulitan, mereka selalu bisa membuat 1001 alasan mengapa dia gagal. Dalih itu muncul silih berganti, seakan tiada habisnya! Dia selalu bisa menemukan alasan mengapa dia gagal. Dan hampir semuanya menunjuk dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Itulah mental pecundang. Jelas, orang gagal selalu kelebihan satu alasan.

Sebaliknya, the winner atau pemenang jika dihadapkan pada rintangan, halangan , kesulitan, bahkan kegagalan, akan melihat ke dalam terlebih dahulu, melakukan introspeksi diri. Dia akan mencari penyebabnya dari dalam, menilai, dan mencari kekurangan/kesalahan dari apa yang menjadi penyabab timbulnya masalah dan kegagalan.

Jika sebab ditemukan, dia akan mencari cara untuk memperbaikinya. Itulah sebabnya, orang sukses terus bertambah sukses. Memang, orang sukses selalu kelebihan 1 cara.

Seperti pepatah yang similar dalam bahasa inggris mengatakan "The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer". Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawaban di setiap masalah, sedangkan seorang pecundang melihat sebuah masalah di setiap jawaban.

Bagi saya, kesuksesan sejati adalah akumulasi dari kegagalan-kegagalan kecil yang mampu kita atasi. Sehingga halangan, kesulitan, kegagalan, justru merupakan sarana terbaik dalam melatih dan mematangkan mental kita.

Pastikan: kita selalu kelebihan 1 cara, bukan kelebihan 1 alasan.


Salam sukses luar biasa!!

Arti Sesungguhnya Menjadi Nomor 1

0 komentar
Salah satu pertanyaan yang mungkin tidak membutuhkan jawaban adalah pertanyaan "Siapa yang ingin menjadi nomor 1?"

Menjadi nomor 1 hampir selalu dikaitkan dengan hal-hal lazim seperti mendapatkan posisi yang paling terhormat, meraih penghargaan yang tertinggi, mencatatkan nilai yang sempurna, menggapai pucuk pimpinan sebuah organisasi dan sebagainya.

Banyak sekali orang yang secara langsung ataupun tidak langsung merasa dirinya dipermalukan, merasa patah arang, merasa putus harapan, merasa putus asa dan kecewa ketika dirinya hanya menjadi "nomor 2", apalagi ketika dirinya pernah mendengar sebuah slogan yang mengatakan, "Sesungguhnya nomor 2 adalah pecundang nomor 1."

Apa yang ingin saya sharing-kan pada kesempatan ini ?

Menjadi nomor 1 yang dikaitkan dengan sebuah pencapaian prestasi dalam kehidupan ini, bukanlah mengacu pada sebuah sistem alphanumerik, tidak dimaksudkan pula sebagai sesuatu yang sifatnya abadi dan atau menjadi hal tak tergantikan.

Sebaliknya "menjadi nomor 1" dalam mencapai sebuah prestasi tertinggi dalam kehidupan ini lebih mengacu pada sikap kedewasaan mental (maturity), lebih dimaksudkan pada konsistensi pada komitmen untuk mengerahkan segala yang terbaik.

Perlu diingat, menjadi "nomor satu" merupakan hal yang sifatnya sementara, karena siapapun yang datang kemudian bisa "merebut" posisi tersebut!

Pada akhirnya, saya sampai pada sebuah pemahaman mengenai "sikap mental menjadi nomor 1":

Jadilah nomor 1
Mengherankan pada kenyataannya para pesaing hampir selalu lebih banyak mengerahkan segala upayanya untuk mengekor sang nomor 1 daripada untuk "menyalipnya".

Jadilah nomor 2
Merupakan cara/usaha yang jauh lebih mudah dan relatif menggunakan biaya yang jauh lebih murah mempelajari segala sepak terjang yang dilakukan sang nomor 1 saat Anda persis berada "di belakangnya".

Jadilah nomor 3

Tidak masalah menjadi nomor 3, nomor 1 hanyalah "gelar juara bertahan"sedangkan nomor 2 jaraknya hanya selangkah di depan Anda!

Semoga bermanfaat.
Salam Sukses Selalu!

___________________________________________

Samuel Tan -Salesmanship Trainer, Book Author

Iklan

kotak 
bawah

Iklan

kotak 
bawah